Membangun Jaringan Telekomunikasi Hingga Pelosok Agar Merdeka dari Blank Spot
Merdeka itu artinya bebas, bisa dalam artian bebas dari rasa takut atau bebas dari penjajahan. Leluasa untuk melakukan sesuatu hal dan berdiri sendiri. Jaringan yang kuat juga akan membuat kita merdeka, merdeka dari yang Namanya blank spot. Blank Spot adalah kondisi di mana suatu tempat tidak tersentuh atau tidak terlingkupi oleh sinyal komunikasi. Berkat jaringan yang kuat, kita bisa bebas melakukan komunikasi dengan orang lain tanpa rasa takut tiba-tiba komunikasi kita terputus atau bahkan kita tidak mendapat sinyal di daerah terpencil.
Indonesia
adalah negara yang begitu luas, terdiri dari bermacam-macam pulau yang terpisah
oleh lautan di mana daratan pun memiliki kontur yang bervariasi dengan
banyaknya pegunungan yang ada. Hal inilah yang menjadi hambatan atau tantangan
dalam menggelar jaringan telekomunikasi di Indonesia.
Namun karena
komitmen untuk menyelenggarakan layanan komunikasi terbaik untuk memajukan negeri,
tantangan tersebut justru menjadi pemacu semangat bagi para enginner salah
satunya inovasi dari Telkomsel. Bukan hanya di daerah perkotaan atau yang
menguntungkan secara bisnis saja, tetapi enginner telekomunikasi ini juga telah
menjangkau daerah pelosok hingga perbatasan negara. Telkomsel ini berupaya
menyediakan layanan komunikasi berkualitas yang merata di seluruh pelosok
daerah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan masyarakat dalam segala aspek
kehidupan contohnya dalam pencapaian SDG.
Untuk membuka
isolasi layanan komunikasi yang ada di Indonesia, dalam waktu beberapa tahun
terakhir ini secara khusus Telkomsel telah membangun sekitar 1.100 base
transceiver station (BTS) di wilayah-wilayah pedesaan yang sebelumnya tidak mendapatkan
layanan komunikasi atau jaringan.
Seluruh BTS
di wilayah terisolir tersebut tersebar di 26 provinsi, yakni NAD, Sumatera
Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa
Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Gorontalo,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Dari 1.100 BTS
tersebut, 50 di antaranya telah mengimplementasikan pula dengan BTS 4G yang dapat
memungkinkan masyarakat dapat memanfaatkan layanan data yang berkualitas untuk
meningkatkan produktivitas masyarakat.
Penggelaran
BTS di wilayah-wilayah terisolir ini merupakan hasil kerjasama Telkomsel dengan
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian
Komunikasi dan Informatika. Program ini menyediakan akses telekomunikasi
seluler bagi masyarakat di wilayah pelayanan universal telekomunikasi dan
informatika atau yang lebih dikenal dengan Universal Service Obligation (USO).
Secara
teknis, dalam membangun BTS USO di wilayah-wilayah terisolir tersebut,
Telkomsel menerapkan teknologi BTS yang dapat memungkinkan penggunaan layanan
transmisi satelit Very Small Aperture Terminal-Internet Protocol (VSAT-IP).
Teknologi
VSAT-IP ini merupakan solusi komunikasi yang bagus untuk melayani daerah-daerah
terpencil dengan kondisi geografis yang menantang. Sehingga paling tepat untuk
diimplementasikan di negara kepulauan seperti Indonesia. Dalam program ini,
Telkomsel juga menggelar perangkat antena yang berfungsi untuk mengirim dan
menerima sinyal telekomunikasi serta base station controller (BSC) untuk
mengontrol dan memonitor kinerja BTS.
Selain itu,
Telkomsel terus berperan aktif dan berkontribusi dalam menghadirkan akses
telekomunikasi bagi masyarakat Indonesia di kawasan tertinggal, terluar, dan
terdepan (3T). Sesuai dengan komitmen kuat untuk membuka akses telekomunikasi
dan informasi di daerah perbatasan, daerah terpencil, serta jalur bahari di
Indonesia sekaligus mendukung percepatan Rencana Pita Lebar Indonesia periode
2014-2019 dan mencapai tujuan SDG.
Hingga saat
ini, Telkomsel telah memiliki jangkauan jaringan sampai ke pelosok Indonesia
agar komunikasi tetap lancar. Pada semester pertama tahun 2019, Telkomsel sudah
memiliki total base transceiver station (BTS) lebih dari 204 ribu unit. Bahkan
di tahun 2019 ini Telkomsel akan menambah pembangunan BTS 4G sebanyak 20 ribu
unit. Berkat pembangunan BTS 4G, kini cakupan jaringan Telkomsel dengan
teknologi terbaru ini mencapai 94% dari total populasi di Indonesia.
Jadi, dengan
banyaknya dan kuatnya infrastruktur jaringan Telekomunikasi ini, tentunya
risiko untuk kehilangan sinyal akan semakin kecil. Risiko adanya blankspot pun
dapat kita hindari, karena ketika bergerak dari satu wilayah ke wilayah lain
akan langsung ditangani oleh BTS terdekat. Pada saat itulah kita merdeka dari
Blankspot.
Dengan
merdekanya Indonesia dari blank spot karena semakin banyaknya BTS Telkomsel
yang tersebar di seluruh wilayah, maka jaringan telekomunikasi akan semakin
kuat. Layanan Telkomsel akan terus mendukung berbagai aktivitas masyarakat
termasuk di dalamnya bidang perekonomian.
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.telkomsel.com/about-us/blogs/membangun-jaringan-komunikasi-hingga-pelosok-agar-merdeka-dari-blank-spot
- https://blog.lintasarta.net/article/solution/data-communications-internet/vsat//apa-itu-blank-spot#:~:text=Blank%20Spot%20adalah%20kondisi%20di,sulit%20terjadi%20komunikasi%20dua%20arah
Anggota Kelompok
AULIA HIDAYANTI (1101213092)
DAFIN RIZKI ANHAR (1101213272)
GITA SITI NURHALIZA (1101210022)
MUHAMMAD AZMI (1101210432)
RESSYA PUTRI DENANDA (1101210172)
Komentar
Posting Komentar